Inovasi di Usia 69 Tahun Gudeg Yu Djum

Jakarta: Sudah banyak yang tahu bahwa gudeg menjadi salah satu makanan khas Yogyakarta yang paling dicari. Makanan tradisional yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan dan perlu waktu berjam-jam sampai masakan ini siap dihidangkan.
Salah satu tempat yang legendaris yaitu Gudeg Yu Djum yang berlokasi di Jalan Kaliurang, Karangasem merupakan kuliner legendaris yang sudah berusia 69 tahun.
Yu Djum, yang bernama panjang Djuwariyah (dan ‘Yu’ di depan katanya yang merupakan singkatan dari Mbakyu atau panggilan perempuan dalam Bahasa Jawa) jadi salah satu tujuan kuliner di Yogyakarta yang sayang jika Anda lewatkan.
Tapi bagaimana jika Anda berada di kota lain selain Yogyakarta? Menyadari tingginya permintaan dan peluang yang ada, Gudeg Yu Djum berinovasi dengan membuat gudeg kemasan kaleng dengan nama Gudeg Bagong. Teknik pengemasan dengan metode vacuum dan press memungkinkan Gudeg Bagong dapat bertahan hingga satu tahun, walaupun dibuat tanpa pengawet.
Untuk memperluas jangkauan bisnisnya, Gudeg Yu Djum juga bekerja sama dengan Paxel sejak akhir 2019. Kerja sama ini memungkinkan pembeli di luar Jogja memesan dan menikmati Gudeg Yu Djum di hari yang sama. Setiap minggu, terdapat 250 pemesanan Gudeg Yu Djum yang mayoritas berasal dari area Jabodetabek, Semarang, hingga Bandung.
“Gudeg yang semula hanya untuk oleh-oleh jika pelanggan berkunjung ke Yogyakarta, kini bisa dinikmati langsung dengan pemesanan melalui aplikasi Paxel. Kami senang akhirnya Gudeg Yu Djum bisa dinikmati di 12 kota, tanpa perlu membuka cabang di kota-kota tersebut,” kata Manager Operasional Gudeg Yu Djum, Citra Anindyto dalam acara Ngopi Bareng Paxel #NgobrolUKM pada Kamis, 20 Februari 2020 lalu.
Berkat inovasi-inovasi yang terus dicetuskan, gudeg yang awalnya dijajakan dari gendongan Mbok Yu Djum, kini telah memiliki banyak cabang di lokasi-lokasi strategis di Yogyakarta. Dalam satu hari, Gudeg Yu Djum mampu mengolah hingga 100 kg nangka sementara Gudeg Bagong mampu terjual 5.000 hingga 8.000 kaleng per bulan.
Bonita Megaputri, Head of Brand Communication Paxel mengatakan kecepatan pengiriman yang memungkinkan makanan seperti Gudeg Yu Djum dipesan pagi sampai malam hari, memang banyak dimanfaatkan oleh UKM makanan. “Dengan pesanan cepat sampai, perputaran ekonomi UKM kita jadi lebih cepat dan mereka tidak perlu pusing membuka cabang di luar kota.”
Tak hanya memperbaharui pengemasan, Gudeg Yu Djum juga menyesuaikan diri dengan perkembangan pasar. Untuk menarik minat Generasi Milenial dan Gen Z, Gudeg Yu Djum meluncurkan varian gudeg mercon yang bercitarasa pedas.
Citra mengakui bahwa kuliner ekstra pedas sedang menjadi tren di kalangan anak muda. Walaupun cita rasa gudeg khas dengan rasa yang manis, inovasi terus diperlukan agar kuliner tradisional tetap relevan dengan perkembangan zaman.
Selain Gudeg Yu Djum, pembeli juga dapat memesan jenis makanan lain seperti Bakpia Kukus Tugu Jogja, Lumpia Gang Lombok Semarang, Cilok Bandung, Bebek Sinjay Surabaya, Bakso President Malang, Pisang Goreng Madu Bu Nanik Jakarta, dan masih banyak lainnya. Jadi, Anda mau pilih yang mana?