5 Budaya Jogja yang Harus Kamu Ketahui

Jogja memang merupakan kota budaya. Julukan tersebut disematkan ke Jogja karena daerah tersebut dipenuhi dengan sejarah. Oleh sebab itu, Jogja menyimpan banyak sekali budaya peninggalan orang-orang terdahulu yang masih lestari hingga saat ini.
Budaya kraton kesultanan masih sangat melekat dalam kehidupan masyarakat di Jogja. Hal tersebut justru menjadi nilai tambah bagi Jogja itu sendiri. Budaya kuno yang masih terjaga menarik perhatian dan ketertarikan para wisatawan.
Banyak dari wisatawan lokal maupun mancanegara rela berbondong-bondong pergi ke Jogja untuk menyaksikan budayanya. Banyak sekali budaya tradisional khas Jogja yang sering ditampilkan. Berikut 5 budaya Jogja yang harus kamu ketahui!
1. Sekaten
Budaya Jogja yang harus kamu ketahui yang pertama adalah Sekaten. Upacara ini merupakan salah satu Budaya di Jogja dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pelaksanaan Sekaten biasanya dilakukan pada bulan Maulud tahun hijriyah.
Sekaten berlangsung selama 6 hari, yakni mulai dari tanggal 6 hingga 12 Rabiul Awal. Selama Sekaten berlangsung juga diiringi dengan permainan dua perangkat gamelan pusaka. Gamelan pertama dibunyikan tepat pada pukul 00:00 WIB di Bangsal Ponconiti. Kemudian diusung ke Masjid Besar untuk ditabuh setiap hari selain hari Jum’at.
Kemudian, biasanya Sekaten dilanjutkan dengan upacara grebeg yang digelar tepat pada tanggal 12 Rabiul Awal. Dalam prosesi budaya yang satu ini, masyarakat membawa gunungan yang nantinya akan dibagikan kembali setelah diberikan doa.
2. Sendratari Ramayana
Selanjutnya, ada Sendratari Ramayana yang menjadi salah satu budaya di Jogja. Kesenian ini biasanya dicari oleh banyak wisatawan karena tertarik untuk menyaksikannya. Sebab, Sendratari Ramayana menyuguhkan cerita yang sangat menarik untuk diikuti.
Sendratari Ramayana merupakan budaya Jogja yang mengisahkan peperangan antara Sri Rama yang berwatak baik, dengan Rahwana yang berwatak buruh. Dalam setiap pertunjukannya, sendratari memiliki empat episode yang selalu berbeda.
Salah satu episodenya seperti hilangnya Dewi Shinta, Api Suci, dan yang lainnya. Budaya kesenian ini digelar di obyek wisata Candi Prambanan. Biasanya hanya dibuka mulai bulan Mei hingga Oktober.
3. Jamasan Pusaka
Kemudian, budaya Jogja yang harus kamu ketahui yang berikutnya adalah Jamasan Pusaka. Budaya yang satu ini bisa juga disebut dengan nama Siraman Pusaka. Jamasan Pusaka sendiri merupakan upacara rutin yang dilaksanakan oleh Kraton Jogja.
Kata “jamasan” maupun “siraman” berasal dari bahasa Jawa, yang memiliki arti memandikan atau membersihkan. Upacara ini diselenggarakan dalam rangka untuk membersihkan benda-benda pusaka milik Kraton Jogja.
Kraton jogja memiliki berbagai macam benda pusaka. Seperti tosan aji (senjata), bendera, kereta, perlengkapan berkuda, gamelan, vegetasi, serat (manuskrip), sampai benda-benda upacara maupun kelengkapan ruang tahta. Benda-benda tersebut dianggap sebagai pusaka berdasarkan asal usul atau perannya dalam suatu peristiwa yang bersejarah.
4. Tari Golek Menak
Salah satu budaya Jogja yang harus kamu ketahui yang lainnya adalah Tari Golek Menak. Tarian yang satu ini merupakan tarian klasik khas Jogja. Sultan Hamengku Buwono merupakan sosok yang pertama kali menciptakannya.
Penciptaan tarian ini sebagai wujud dan bukti kecintaan budaya wayang orang. Oleh karena itu digelarlah perunjukan wayang orang perdana di Jogja yang dibantu oleh para pakar tari pada tahun 1943.
Proses penciptaan Tari Golek Menak membutuhkan waktu yang cukup lama. Hingga akhirnya menghasilkan tiga karakter utama dalam tari tersebut. Yakni karakter putri, putra halus, dan gagah. Tarian tersebut juga masih sering digelar hingga kini di acara pagelaran budaya Jogja.
5. Labuhan Parangkusumo
Budaya Jogja yang harus kamu ketahui yang terakhir adalah Labuhan Parangkusumo. Kraton Jogja melaksanakan upacara tersebut setiap tahunnya. Kata “labuh”berarti membuang sesuatu ke dalam air bak sungai atau laut.
Secara sederhana, upacara ini bisa diartikan sebagai aktivitas memberi sesaji atau persembahan kepada roh halus yang berkuasa di suatu tempat. Tujuannya agar Sri Sultan, kraton, dan rakyat Jogja mendapatkan keselamatan pribadi.
Cara pemberian sesaji tergantung dari upacara Labuhan itu sendiri. Semisal, upacara Labuhan di Pantai Parangkusumo, maka pelaksanaannya dilakukan dengan cara melemparkan sesaji ke laut. Itulah 5 budaya Jogja yang harus kamu ketahui, apakah kamu sudah pernah menyaksikannya secara langsung?